YANG RINGAN TAPI BERAT EFEKNYA,,,,,,MAU TAU????
“ Tersenyum ketika bertemu dengan saudara adalah termasuk ibadah.”(HR. At-Tirmidzi no. 1956, dishahihkan Asy-Syaikh Albani t dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi dan Ash-Shahihah no. 572).
Subhanallah! Ini termasuk ibadah yang paling mudah, dengan hanya menggerakkan wajahdengan sedikit ekspresi wajah seakan tertawa. Allah membalasnya seumpama kita bersedekah (Tuhfatul Ahwadzi, kitab Al-Birr wash Shilah, bab Ma Ja`a fi Shana`i’ Al-Ma’ruf, ketika membahas hadits di atas). Dengan senyum yang kita tebarkan mampu membuat saudara kta yang lain keluar dari tekanan dan bahkan tersenyum dapat menghilangkan amarah seseorang. Inilah salah satu kesempurnaan cakupan dalam ajaran islam. Hal hal yang kecil diperhatikan dan begitu dihargai.
Wajah adalah media ekspresi seseorang. Wajah mampu menampilkan semua rasa yang sedang ada dalam jiwa seseorang, sehingga wajah bisa dikatakan sebagai meniaturnya jiwa. Wajah juga menggambarkan sisi dalam manusia. Orang yang bahagia, gembira wajahnya akan terlihat ceria dan selalu tersenyum, sedangkan yang gundah atau kesal wajahnya akan terlihat muram dan masam. Jika kita ingin mengenal seseorang maka pelajarilah ia dari raut wajahnya, sungguh sangat susah bagi seseorang menipu dirinya dengan wajah, terkadang indra bisa berbohong namun wajah akan tetap jujur dengan segala keadaan.
Di wajah terdapat pula indra-indra manusia, seperti telinga, hidung dan lidah. Bahkan akalpun tidak jauh dari wajahnya. Karena itulah wajah dipilih Al-Qur’an dan Sunnah sebagai lambang totalitas manusia. Allah SWT berfirman : “Pada hari yang di waktu itu ada muka yang yang menjadi putih berseri, dan ada pula yang menjadi muka hitam muram.” (QS. Ali Imran : 106). Keceriaan di wajah merupakan wujud nyata dari sisi dalam manusia. Ibnu Sina, seorang ilmuan muslim, mengemukakan bahwa salah satu sifat orang arif adalah selalu senyum gembira. Karena itulah Rasulullah SAW dilukiskan selalu bersikap bermuka manis dalam menghadapi siapapun. Senyuman Rasulullah SAW mencerminkan indahnya akhlak beliau dalam tindak tanduknya sehari-hari. Manis senyumnya memancarkan keindahan bagai menembus dimensi waktu ribuan tahun dan jarak ribuan kilometer. Itupun akan terus berlanjut hingga kiamat nanti. Sampai sekarang pun kita masih merasakan getar-getar senyuman kasih sayang beliau yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Itulah kemuliaan beliau terasa sampai saat ini. Dalam kehidupan rumah tangga, Rasulullah juga merupakan seorang suami yang penuh canda dan senyum. Aisyah r.a. mengungkapkan “ Rasulullah ketika bersama istri – istrinya merupakan suami yang paling luwes dan semulia-mulianya manusia yang di penuhi dengan galak tawa dan senyum simpul. Selain merupakan bagian akhlak mulia Rasulullah senyum juga merupakan cara tertawa Rasulullah. Beliau tidak pernah tertawa terbahak-bahak. Saat tertawa beliau hanya menyunggingkan senyum. Aisyah bercerita “ Tidak pernah saya melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum.” ( Al Hadits ).
Senyum pada hakikatnya adalah salah satu anugerah indah dari Allah SWT. Allah sengaja menganugerahkan senyum sebagai bagian dari keindahan manusia. Sayang, anugerah indah ini, tidak banyak ditemui di wajah banyak manusia. Dunia akan jauh lebih indah bila penduduknya gemar tersenyum.
pekerjaan yang ringan ini bagi sebagian orang tetap saja merasa berat untuk memberikan senyum
kepada saudaranya sesama muslimin. Padahal senyum adalah aktivitas
yang dilakukan oleh manusia yang mulia. Para Nabi pun tersenyum ,
seperti yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman “ Maka dia tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut. Senyum ketika bertemu dengan saudara seiman, sudah tentu
bermanfaat. Seperti yang disebutkan oleh Rasulullah bahwa hal tersebut
bisa dikategorikan sebagai sedekah. Sebenarnya sudah cukup mendorong
setiap muslim untuk bermurah senyum dan memberikan kebahagiaan kepada
saudaranya sesama muslim. Apalagi yang lebih mulia dibandingkan pahala
dan kedudukan mulia disisi Allah SWT ? Namun ternyata, Senyum yang
begitu sederhana untuk dilakukan itu memiliki efek samping positif lain
yang sering tak disadari. Saat
tersenyum, otak kita akan mengeluarkan zat serotonin yang meningkatkan
sistem kekebalan tubuh.Sehingga orang yang murah senyum akan lebih sehat
dibandingkan yang tidak. Ketika seseorang tersenyum, betapapun sedang
tidak bahagianya orang tersebut, otak mereka akan mengeluarkan sejumlah
zat kimia yang tak hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tapi
sekaligus juga memberikan daya angkat bagi kondisi psikologis seseorang.
Suatu alat pengangkat beban jiwa ,begitu kira-kira. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda : “
Sesungguhnya barang siapa di karunia sifat lemah lembut maka ia telah
diberi bagian dunia dan akhirat.Silaturrahmi, Akhlak yang baik dan
berbuat baik kepada tetangga akan memakmurkan dunia dan menambah usia.(
H.R. Ahmad ). Abdullah ibnul Mubarak, seorang ulama salaf, pernah
mendiskripsikan akhlak yang baik , yaitu wajah yang berseri, melakukan
hal yang baik serta tidak menyakiti orang lain,. Menyuguhkan banyak
senyuman kepada sesama muslim, lelaki kepada lelaki, sedangkan wanita
kepada wanita dianjurkan. Memperbanyak tertawa malah dibenci. Bahkan
Rasulullah memperingatkan terhadap orang yang banyak tertawa, “
Sedikitlah tertawa, karena banyak tertawa itu mematikan hati. “ ( Al
Hadits ). Umar bin khattab juga pernah menyebutkan kejelekan orang yang
banyak tertawa, “ Baranrsiapa banyak tertawa maka sedikit wibawanya. Dan
barang siapa yang banyak melukan sesuatu niscaya dikenal dengan hal
tersebut.
Ia sederhana, tapi dahsyat luar biasa.
Ia kecil, tapi bermakna raksasa.
Ia mudah, tapi sangat berharga.
Karenanya,....
Tersenyum lah saudara
Nikmati keajaiban-keajaiban dalam hidup anda.
Dan...
Bagikanlah keajaiban bagi hidup sesama kita.sumber : beberapa bacaan penulis dari buku dan beberapa blog tetangga lain nya
TERIMA KASIH
..
.