KENAPA RASULLAH MELARANG MENIUP MAKANAN DAN MINUMAN SEBELUM MAKAN?
Seringkali kita melihat, seorang Ibu ketika menyuapi anaknya makanan
yang masih panas, dia meniup makanannya lalu disuapkan ke anaknya. Bukan cuma itu, bahkan orang dewasa pun ketika minum teh atau kopi
panas, sering kita lihat, dia meniup minuman panas itu lalu meminumnya.
Cara demikian tidaklah dibenarkan dalam Islam. Disadari atu tidak itulah yang sering kita lakukan, kita sering lupa dengan perkara-
perkara keci.Dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dari Asma binti Abu Bakar, sesunguhnya beliau jika beliau membuat roti tsarid wadahnya beliau ditutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu lebih besar berkahnya”. Dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 hal 748, al Albani mengatakan, “Terdapat riwayat yang sahih dari Abu Hurairah, beliau mengatakan “Makanan itu belum boleh dinikmati sehingga asap panasnya hilang”. Diriwayatkan oleh al Baihaqi dengan sanad yang sahih sebagaimana kujelaskan dalam Irwa’ Ghalil no 2038”.
perkara keci.Dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dari Asma binti Abu Bakar, sesunguhnya beliau jika beliau membuat roti tsarid wadahnya beliau ditutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu lebih besar berkahnya”. Dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 hal 748, al Albani mengatakan, “Terdapat riwayat yang sahih dari Abu Hurairah, beliau mengatakan “Makanan itu belum boleh dinikmati sehingga asap panasnya hilang”. Diriwayatkan oleh al Baihaqi dengan sanad yang sahih sebagaimana kujelaskan dalam Irwa’ Ghalil no 2038”.
Dari beberapa hadits di atas jelas menyatakan bahwa meniup makanan
panas dan memakan makanan panas tidak dianjurkan oleh Rosulullah SAW. Dalam tulisan ini akan kita bicarakan tentang pandangan ilmu pengetahuan tentang larangan rasullah tersebut. Ada dua alasan ilmiah yang telah dikaji oleh ilmuan tentang perkara ini
1. Bahaya Asam Karbonat
Semua kita paham bahwa manusia menghirup oksigen atau O2, dan
menghembuskan karbondioksida atau CO2. Ketika kita meniup makanan,
tentunya yang kita keluarkan adalah gas CO2. Sementara itu makanan panas
tadi masih mengeluarkan uap air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila
uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam
karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Perlu kita tahu bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna
untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer
(larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa
H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki
pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + H20 HCO3- + H+
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer)
dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara
tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH
tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam
keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana
darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung
basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan
dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit
mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Kembali lagi ke permasalahan awal,
dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan
berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat
yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan
menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari
seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal
dengan istilah asidosis. Seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak
asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna
jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga
terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita
mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual
dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah
dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
2. Mikro Organisme berbahaya
Di dalam mulut kita terdapat mikro organisme yang tidak kasat mata dan sangat berbahaya, yang dihasilkan dari sisa-sisa maknan dan akan membusuk sehingga menyebabkan bau mulut. Organisme yang telah membaur dengan liur kita apabila ditiupkan dalam air panas serta merta ia akan terbang dan hinggap kedalam air atau makanan yang akan kita konsumsikan.
TERIMA KASIH
..
.