CARA BERDOA YANG BETUL AGAR DOA DITERIMA
Pada tulisan sebelumnya kita udah membahas tentang waktu-waktu mustajab doa. Agar doa kita dikabulkan Alllah SWT maka selain mengetahui waktu-waktu yang mustajabah kita juga harus memerhatikan tata cara meminta kepada Allah, agar kita menajdi hamba-hamba yang beradab dan sopan. Menurut Al-Baghawi Ada ketika dan syarat-syarat dalam
berdoa yang merupakan sebab dikabulkannya doa. Barangsiapa
memenuhinya, maka dia akan mendapatkan apa yang diminta dan barangsiapa mengabaikannya, dialah orang yang melampaui batas dalam berdoa; sehingga doanya tidak berhak dikabulkan”
memenuhinya, maka dia akan mendapatkan apa yang diminta dan barangsiapa mengabaikannya, dialah orang yang melampaui batas dalam berdoa; sehingga doanya tidak berhak dikabulkan”
Menurut Ibnu katsir ada beberapa adab atau cara berdoa yang dianjurkan dalam sunnah
1. Mengangkat kedua tangan
Mengangkat kedua tangan dalam berdoa sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari
Salmân al-Fârisi Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
قَالَ إِنَّ اللّهَ حَيِيٌ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ
” Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha pemalu lagi Maha
pemurah terhadap seorang hamba yang mengangkat kedua tangannya (berdoa),
kemudian kedua tangannya kembali dengan kosong dan kehampaan (tidak
dikabulkan).”
2. Memulakan doa dengan pujian terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Salawat dan Salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
3. Bersangka baik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.
disaat kita meminta kepada Allah maka kita harus memiliki niat baik kepada sang khalid, hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يَقُولُ اللَّه عَزَّوَجَلَّ : يَقُولُ أَنَّا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِيْ وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِيْ
” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Aku (akan) sebagaimana
hamba-Ku menyangka tentang-Ku, dan Aku akan bersamanya jika ia berdoa
kepada-Ku”
al-Qurthûbi rahimahullah berkata: ” maknanya adalah hamba itu
menyangka dikabulkannya doa, diterimanya taubat, diberikan ampun melalui
istighfâr, serta menyangka dibalas dengan pahala atas ibadah yang
dilakukan sesuai syarat-syaratnya sebagai keyakinan akan kebenaran janji
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Menjauhi sikap tergesa-gesa mengharapkan terkabulnya doa;
Kita harus bersabar dengan segala keputusan yang akan diberikan Alllah terhadap doa kita, karena
ketergesa-gesaan itu akan berakhir dengan sikap putus asa sehingga ia
tidak lagi berdoa. Na‘ûdzubillâh.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ يُسْتَجَابُ لأَِحَدِكُم مَالَم يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ
فَلَم يُتَجَبْ لِي
” Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah bersabda “
Akan dikabulkan (doa) seseorang di antara kalian selama dia tidak
tergesa-gesa, iaitu dia berkata ‘aku telah berdoa namun belum dikabulkan
bagiku’ “.
Dalam lafaz lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ لاَيَزَالُ يُستَجَابُ لِلعَبْدِ مَا لَم ْيَدْع ُبِإِثْم أَوْ
قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَالَمْ يَسْتَعْجِل قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا
الاِستِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَم أَرَ
يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ
” Sentiasa akan dikabulkan (doa) seorang hamba selama tidak meminta
sesuatu yang membawa dosa atau memutuskan tali kekeluargaan, selama dia
tidak tergesa-gesa. Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam : “Wahai Rasulullah , apa yang dimaksud tergesa-gesa?” Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Dia berkata ‘aku telah berdoa,
aku telah berdoa namun aku tidak pernah mendapatkan doaku dikabulkan’,
kemudian ia berputus asa dan meninggalkan berdoa.
5. Membersihkan jiwa raga dari berbagai kotoran dosa.
Hati yang kotor
dengan berbagai maksiat atau jiwa yang tidak bersih dari perkara haram
akan menghalang terkabulnya doa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيًّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ
إِلاَّ طَيِّبًا وَإنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَِ بِمَا أَمَرَ بِهِ
الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا الرُّيسُلُ كُلُوا مِنْ
الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
وَقَالَ يَاأَيُّهَاالذِنيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا
رَزَقْنَا كُمْ ثُمَّ دَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ
أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَارَبِّ يَارَبِّ
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمََِشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ
وَغُذِيَ بِالْحَرَامٌ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
” Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata : “Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa
Ta’ala baik dan tidak menerima melainkan yang baik. Sesungguhnya Allah
Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Mukminin dengan apa yang telah
diperintahkannya kepada para rasul. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Wahai para rasul makanlah kalian dari yang baik dan beramal solehlah,
sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Wahai orang-orang yang
beriman makanlah rizki yang baik dari apa yang diberikan kepada
kalian…”.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seorang
musafir yang berjalan jauh sehingga tidak terurus rambutnya, lusuh dan
berdebu tubuhnya, dia mengangkat kedua tangannya ke arah langit seraya
berdoa menyeru: “Wahai tuhanku, wahai tuhanku …”, namun makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi dari yang haram,
bagaimana mungkin akan dikabulkan doanya?”.
6. Yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha mengabulkan doa selama tidak ada sesuatu pun yang menghalangnya.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr
Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ادْعُوا اللَّهَ وَاَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِاْللإِجَاَبَةِ وَاعْلَمُواأَنَّ اللَّهَ لاَيَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
” Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kalian yakin (akan)
dikabulkan, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa (seorang hamba)
yang hatinya alpa serta lalai “.
Dalam hadis lain dari Abu Sa‘id Al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إثْمٌ
وَلاَقَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّأَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ
إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّ خِرَهَا لَهُ
فِي الآخِرَةِ وَإِمَّا اَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا
قَالُوا إِذًا نُكثِرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
” Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan sebuah doa yang tidak ada dosa atau pemutusan ikatan kekeluargaan
di dalamnya, melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberinya satu
di antara tiga perkara; 1) boleh jadi Allah Subhanahu wa Ta’ala segera
mengabulkan doa tersebut, 2) atau menyimpan sebagai tabungan baginya di
akhirat, 3) atau menyelamatkannya dari kejahatan yang setara dengan doa
yang dipanjatkannya.” Para sahabat berkata : “Jika demikian, kami akan
memperbanyak (doa).” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih banyak.”
Ibnu Katsîr rahimahullah berkata : “Yang dimaksud adalah bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan doa seseorang, dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala tidak disibukkan dengan sesuatu apapun. Dia
Subhanahu wa Ta’ala Maha mendengar doa. Dalam hal ini terdapat anjuran
(memperbanyak) berdoa kerana tidak satu pun yang luput dari-Nya
Subhanahu wa Ta’ala .” Terutama pada saat kita tengah mendekatkan diri kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala melalui ibadah puasa di bulan Ramadhan. Hendaknya
kita mengambil kesempatan yang istimewa ini dengan memperbanyak doa bagi
kebaikan kita di dunia dan akhirat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ثَلاَ ثٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَ تُهُمْ : الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَاْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ
” Ada tiga orang yang tidak ditolak doanya; seorang yang berpuasa
sehingga berbuka, seorang pemimpin yang adil dan seorang yang
dizalimi.
Marilah kita semua memperbanyak doa sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala
murka terhadap yang orang yang tidak berdoa kepada-Nya sebagaimana
firman-Nya:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
” Dan tuhanmu berkata: “Berdoalah kepadaku, sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari berdoa kepadaku akan masuk neraka Jahannam
dalam keadaan hina.”
Demikian pula dijelaskan dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ لَم يَدْعُ اللَّه يَغْضَبْ عَلَيْه
“Barangsiapa yang tidak berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala maka
Allah Subhanahu wa Ta’ala marah terhadapnya”.
Ya Allah Subhanahu wa Ta’ala, aku berlindung kepada Engkau dari ilmu
yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu‘, dari jiwa yan tidak
puas, serta dari doa yang tidak dikabulkan”.
Sumber : Manaratul Huda
TERIMA KASIH
..
.