POLA MENDIDIK ANAK AGAR BERAKHLAK MULIA
Anak adalah amanah besar yang dititipkan Allah kepada setiap orang yang bergelar ibu dan bapa, Anak merupakan kado terindah yang diperoleh orang tua setelah menikah. Banyak orang yang harus merogek koceknya untuk mendapatkan titipan Allah yang tidak kunjung ditititpkan, namun tidak sedikit orang tua yang tidak bertanggung jawab pada amanah Allah, dimana ia menelantarkan anak-anaknya yang teah dititipkan Allah kepadanya, belum lagi kita melihat banyak orang tua yang rela membuang anak-anaknya di jalanan di kali di semak-semak, nauzubillahhi min zhalik, seekor binatanpun tidak tega melakukan hal sedemikian.
Bila seekor binatang dilahirkan, ia akan tumbuh dan berkembang dengan
sifat kebinatangannya. Namun, jika manusia dilahirkan belum tentu ia
akan tumbuh dan berkembang dengan sifat kemanusiaannya. Ada
manusia yang tumbuh dengan sifat tikus, merusak dan menggerogoti barang
yang bukan miliknya dan bersikap korup. Ada juga manusia dengan sifat
anjing, yang tak bisa diberi nasihat, tamak terhadap dunia dan
memperturutkan hawa nafsu. setiap manusia akan terbentuk oleh pola didikan dan lingkungan sekitarnya, sebagaimana Allah ceritakan dalam Al-quran yang artinya :
“Tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).” (QS al-Araf [7]:176). Lebih daripada itu, ada pula manusia yang lebih sesat dari binatang. “Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS al-Furqan [25]:44).
Dari Dalil diatas maka kita dapat pahami bahwa wajib hukumnya bagi setiap orang tua unutk mendidik dan membimbing anak-anaknya agar memiliki akhlak mulia. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS at-Tahrim [66]:6).
Mendidik, membina, dan membimbing agar anak memiliki akhlak mulia merupakan bagian penting yang harus kita lakukan. Apalah artinya anak kita menjadi ilmuwan, konglomerat, jabatan, dan karier yang tinggi jika mereka tidak memiliki akhlak yang baik. Aset yang dimiliki setiap orang tua kelak disaat meninggal adalah doa yang selalu dikirim anak-anak yang shaleh bukan harta apalagi jabatan yang dimiliki oleh anak-anaknya, sebagai mana hadis yang diriwatkan Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Apabila seorang anak Adam mati putuslah amalnya kecuali tiga perkara : sedekah jariah,atau ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain atau anak yang soleh yang berdoa untuknya." (Hadith Sahih - Riwayat Muslim dan lain-lainnya)
Tanpa akhlakul karimah semua yang diraih anak-anak kita tidak ada manfaatnya. Dalam ajaran Islam, akhlak menempati tempat yang luhur. Ia merupakan bagian dari misi utama agama ini. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” (HR Ibnu Abid-Dunya dan Hakim).
Bila anak-anak kita berperangai baik maka ia merupakan warisan terbaik yang kita berikan kepada mereka. Orang bijak berkata, “Sebaik-baiknya warisan para ayah untuk anak-anaknya adalah nama baik, didikan yang berguna, dan saudara-saudara yang shalih.” (Adabul Mujalasah, hal 106).
Bimbingan yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita agar mereka memiliki perilaku yang terpuji lagi luhur, antara lain, pertama, bimbinglah anak-anak kita dengan pemahaman keislaman yang kuat, Anak-anak harus diperkenalkan dengan ketauhidan yang benar, anak-anak harus diperkenalkan syurga dan neraka sehingga mereka mengetahui konsekuensi dari setiap perbuatan yang mereka lakukan. Akhlakul karimah akan menjadi bagian dari hidupnya jika dia telah mnengenal rabnya dengan baik dan mengetahui konsekuensi dari perkjaan akhlak yang tercela jika dia melaukankannya.
“Tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).” (QS al-Araf [7]:176). Lebih daripada itu, ada pula manusia yang lebih sesat dari binatang. “Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS al-Furqan [25]:44).
Dari Dalil diatas maka kita dapat pahami bahwa wajib hukumnya bagi setiap orang tua unutk mendidik dan membimbing anak-anaknya agar memiliki akhlak mulia. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS at-Tahrim [66]:6).
Mendidik, membina, dan membimbing agar anak memiliki akhlak mulia merupakan bagian penting yang harus kita lakukan. Apalah artinya anak kita menjadi ilmuwan, konglomerat, jabatan, dan karier yang tinggi jika mereka tidak memiliki akhlak yang baik. Aset yang dimiliki setiap orang tua kelak disaat meninggal adalah doa yang selalu dikirim anak-anak yang shaleh bukan harta apalagi jabatan yang dimiliki oleh anak-anaknya, sebagai mana hadis yang diriwatkan Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Apabila seorang anak Adam mati putuslah amalnya kecuali tiga perkara : sedekah jariah,atau ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain atau anak yang soleh yang berdoa untuknya." (Hadith Sahih - Riwayat Muslim dan lain-lainnya)
Tanpa akhlakul karimah semua yang diraih anak-anak kita tidak ada manfaatnya. Dalam ajaran Islam, akhlak menempati tempat yang luhur. Ia merupakan bagian dari misi utama agama ini. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” (HR Ibnu Abid-Dunya dan Hakim).
Bila anak-anak kita berperangai baik maka ia merupakan warisan terbaik yang kita berikan kepada mereka. Orang bijak berkata, “Sebaik-baiknya warisan para ayah untuk anak-anaknya adalah nama baik, didikan yang berguna, dan saudara-saudara yang shalih.” (Adabul Mujalasah, hal 106).
Bimbingan yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita agar mereka memiliki perilaku yang terpuji lagi luhur, antara lain, pertama, bimbinglah anak-anak kita dengan pemahaman keislaman yang kuat, Anak-anak harus diperkenalkan dengan ketauhidan yang benar, anak-anak harus diperkenalkan syurga dan neraka sehingga mereka mengetahui konsekuensi dari setiap perbuatan yang mereka lakukan. Akhlakul karimah akan menjadi bagian dari hidupnya jika dia telah mnengenal rabnya dengan baik dan mengetahui konsekuensi dari perkjaan akhlak yang tercela jika dia melaukankannya.
Kedua, bimbinglah anak-anak kita dengan keteladanan. Orang tua adalah role model bagi anak-anaknya, contohkan budi pekerti yang baik sehingga mereka bangga dengan sikap orang tuanya, jika kita mencontohkan akhlak yang tercelak kepada anak-anak kita maka dengan sendirinya tanpa kita sadari kita telah meminta mereka unutk melakukan apa yang sedang kita lakukan. Terbukalah dengan anak-anak kita jadilah kita sebagai psikolog terdekat bagi mereka, jadi lah kita sebagai teman curhatannya sehingga kita bisa mengetahui semua gerak gerik mereka selama diluar rumah.
Ketiga, bimbinglah anak-anak kita dengan
pembiasaan. Artinya, anak kita tidak hanya diberi pemahaman atau teori
dan keteladanan saja, mereka juga harus dibimbing untuk dapat terbiasa
berperangai baik. Proses pembiasaan adalah metode yang strategis
dalam mendidik anak. Aktivitas yang terus dikerjakan oleh seorang anak
akan menjadi kebiasaan dirinya yang tidak bisa dipisahkan lagi. Jika kebiasaan yang telah kita tanan sejak dari kecil maka sangat susah bagi sianak untuk merubah kebiasanan yang telah ada yang telah menjadi frame work dalam memorinya
Semoga dengan upaya yang kita lakukan ini menjadikan anak-anak kita tumbuh dan berkembang dengan sifat kemanusiaannya lagi berbudi pekerti yang tinggi. Pada akhirnya kita berharap anak-anak kita menajdi aset kita pada masa depan dan menajdi anak-anak yang dirindukanoleh semua orang Amin. Wallahu alam.
Semoga dengan upaya yang kita lakukan ini menjadikan anak-anak kita tumbuh dan berkembang dengan sifat kemanusiaannya lagi berbudi pekerti yang tinggi. Pada akhirnya kita berharap anak-anak kita menajdi aset kita pada masa depan dan menajdi anak-anak yang dirindukanoleh semua orang Amin. Wallahu alam.
TERIMA KASIH
..
.